Digelar Tanpa Penonton Kompetisi BRI Liga 1 Ciptakan Efek Ekonomi Berganda

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - PSSI dan PT LIB akhirnya menggelar kompetisi BRI Liga 1 pada 27 Agustus lalu, sebagai kompetisi kasta tertinggi, sekaligus sebagai jawaban bagi penggemar sepak bola nasional.

Adanya liga tentu menguntungkan banyak pihak, termasuk untuk klub, pemain dan suporter.

Namun, siapa sangka, bergulirnya kompetisi BRI Liga 1 meskipun digelar tanpa penonton membawa dampak ekonomi yang cukup signifikan.

Hal ini diungkapkan oleh Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), Mohamad Dian Revindo yang menjelaskan nilai ekonomi industri sepak bola untuk liga utama BRI Liga 1 saja dapat mencapai Rp1 triliun.

“Jika sepak bola dianggap sebagai sebuah industri jasa hiburan atau tontonan, maka produk akhirnya ada dua, yaitu acara siaran pertandingan di layar kaca (baik yang berbasis televisi maupun internet) dan acara tontonan di stadion. Maka estimasi saya untuk liga utama saja cukup lumayan."

"Untuk produk akhir yang berupa hiburan tontonan televisi, perputaran uangnya ada di industri penyiaran, periklanan dan teknologi informasi. Sebelum pandemi, nilai ekonominya mencapai total Rp750 miliar. Sedangkan untuk produk akhir berupa hiburan tontonan stadion, saya memperkirakan total nilai ekonominya sekitar Rp300 miliar dalam satu musim kompetisi,” ungkap Revindo seperti dikutip dari rilis yang diterima Wartakotalive.com, Rabu (10/11/2021)

Mohamad Dian Revindo (kiri) Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI),  menjelaskan nilai ekonomi industri sepak bola untuk liga utama BRI Liga 1 saja dapat mencapai Rp1 triliun. Mohamad Dian Revindo (kiri) Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), menjelaskan nilai ekonomi industri sepak bola untuk liga utama BRI Liga 1 saja dapat mencapai Rp1 triliun. (pssi.org)

Dari penjelasan tersebut, nilai ekonomi sepak bola sebagai hiburan layar kaca justru jauh lebih besar daripada tontonan di stadion.

Sehingga, walaupun penonton belum diizinkan memasuki stadion pada BRI Liga 1 2021/2022, bukan berarti kompetisi ini tidak menarik secara ekonomi.

Adapun bila penonton bisa kembali ke stadion, potensi ekonomi BRI Liga 1 diprediksi akan meningkat, melihat banyaknya UMKM yang terbantu dengan mobilitas massa di sekitar stadion.

Revindo kemudian menguraikan bahwa pandemi yang menghambat mobilitas fisik manusia di seluruh dunia membuat orang banyak mengandalkan hiburan layar kaca.

0 Response to "Digelar Tanpa Penonton Kompetisi BRI Liga 1 Ciptakan Efek Ekonomi Berganda"

Post a Comment