Yield Mayoritas SBN Menguat Setelah Cadev Meningkat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (6/8/2021), menyusul kenaikan cadangan devisa Indonesia periode Juli 2021.

Mayoritas investor cenderung melepas kepemilikannya di SBN pada hari ini, ditandai dengan kenaikan imbal hasilnya (yield) di hampir seluruh SBN acuan. Hanya SBN bertenor 3 tahun yang masih ramai diburu oleh investor hari ini, ditandai dengan penurunan yield-nya.

Yield SBN bertenor 3 tahun turun sebesar 1,9 basis poin (bp) ke level 4,162% pada hari ini. Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi pemerintah kembali naik sebesar 1,9 bp ke level 6,28%.


Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) RI per akhir Juli 2021 sebesar US$ 137,3 miliar. Naik sekitar US$ 200 juta dibandingkan bulan sebelumnya.

"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2021 tercatat sebesar US$ 137,3 miliar. Meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2021 sebesar US$ 137,1 miliar," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Jumat (6/8/2021).

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield surat utang pemerintah AS (Treasury) terpantau menguat pada pra-pembukaan (pre-opening) perdagangan Jumat (6/8/2021) waktu AS, jelang rilis data tenaga kerja oleh Departemen Tenaga Kerja AS.

Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun naik 4 bp ke level 1,257% pada pukul 07:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Kamis (5/8/2021) kemarin di level 1,217%.

Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data penggajian non pertanian (non-farming payroll/NFP)periode Juli pada pukul 08:30 pagi waktu AS atau pukul 19:30 WIB.

Pada Rabu (4/8/2021) lalu, yield Treasury bertenor 10 tahun turun ke titik terendahnya sejak Februari lalu, menyusul data ketenagakerjaan yang mengecewakan dari perusahaan penggajian swasta ADP.

Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan ada 845.000 pekerjaan baru pada bulan lalu. Namun, adanya ketidakpastian di pasar, membuat perkiraan ekonom berada dikisaran 350.000 hingga 1,2 juta. Namun, rentang targetnya sangat lebar, antara proyeksi terbawah sebanyak 350.000 hingga 1,2 juta. Ini menunjukkan besarnya ketakpastian di pasar.

Data ketenagakerjaan merupakan data acuan penting yang akan digunakan untuk menjadi dasar keputusan terbaru bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tentang sikapnya ke depan, apakah masih akan tetap longgar (dovish) atau mulai ketat (hawkish).

Data ini juga menjadi acuan bagi The Fed untuk menentukan kapan pengurangan pembelian aset (quantitative easing/QE) akan dimulai.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Related Posts

0 Response to "Yield Mayoritas SBN Menguat Setelah Cadev Meningkat"

Post a Comment